Selasa, 22 Mei 2012

KARIR TINGGI = JARANG SAKIT



Bunda bekerja sambil mengisi waktu luang atau mengatasi Kejenuhan di kantor ? Tapi pastinya masih repot dengan anak-anak sesampainya di rumah..
Meniti karir setinggi-tingginya tidak hanya memberikan kebanggaan serta gaji yang besar. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa karir tinggi juga bisa menyehatkan, sebab daya tahan cenderung meningkat seiring karir yang terus menanjak.

Daya tahan tubuh yang meningkat pada pemilik jabatan atau karir tinggi bisa membuat seseorang lebih terlindungi dari risiko penyakit. Demikian juga saat mengalami cedera yang serius, pemilik karir tinggi cenderung lebih cepat melalui masa pemulihan.

Semula banyak yang mengira bahwa pemilik jabatan tinggi cenderung lebih sehat karena fasilitas kesehatannya memang lebih baik. Misalnya plafon asuransi kesehatannya lebih tinggi, sementara penghasilannya sendiri lebih dari cukup untuk membiayai gaya hidup sehat

Penelitian yang dimuat dalam Proceedings of the National Academy of Sciences ini awalnya dilakukan terhadap baboon, yakni sejenis primata dari Afrika. Namun setelah diteliti ulang pada 10.000 karyawan pemerintahan di Inggris, hasilnya tidak jauh berbeda.

"Kesimpulan kami mengatakan, berada di posisi karir paling bawah maupun paling atas sama-sama bisa stres. Tapi ada faktor lain yang menyertai pemilik karir tinggi yang bisa melindunginya dari efek negatif stres," kata Dr Beth Archie yang memimpin penelitian itu seperti dikutip dari Dailymail, Selasa (22/5/2012).

Dalam penelitiannya pada baboon, ilmuwan dari Notre Dame University ini menemukan bahwa baboon jantan lebih jarang sakit ketika memiliki posisi yang terpandang dalam kelompoknya. Selain jarang sakit, baboon-baboon ini juga menjalani masa pemulihan lebih cepat saat mengalami cedera.

Pengamatan serupa juga dilakukan terhadap 10.000 pegawai negeri di Inggris, yang hasilnya tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian pada baboon. Para pegawai yang memiliki jabatan bergengsi cenderung jarang mengalami gangguan jantung, bronkitis serta depresi.

1 komentar:

lyna riyanto mengatakan...

baru tahu kalau ada penelitian seperti ini mba..

semangat terus menulis.. sukses ^^